Akhir-akhir ini lagi rame perihal blogger(s) yang seperti-nya menyindir perihal Yamaha dan SOHC. To be honest, ngapain dipusingin guys ?

Menjelekan suatu merk atau fanatis dengan merk tertentu adalah suatu hal yang buruk. Hanya mempersempit cara berpikir kita. Padahal para insinyur masing-masing pabrikan tentu punya alasan teknis dan non-teknis kuat mengapa suatu produk menggunakan teknologi ini dan itu. Belum lagi filosofi di belakang-nya.

Dalam hal ini, ada stigma bahwa SOHC itu inferior daripada DOHC. Ane bukan insinyur apalagi tahu banyak soal mesin. Tapi ane tahu bahwa setiap pabrikan pasti sudah ada perhitungan-nya masing-masing ketika menelorkan suatu produk. Mungkin dulu karena Yamaha itu first mover dengan Vixion-nya yang laku keras dan bermesin SOHC, belum ada ramai-ramai dibahas. Lalu Honda ikutan masuk dengan CB150R dengan diferensiasi DOHC. Diikuti dengan kemunculan R15, CBR150R sampai akhir-nya Yamaha Xabre. Nah… jadi rame deh. Mulai deh drama-nya.

inazuma-sohc
Inazuma. 2 silinder tapi SOHC.

Dasar tipikal orang kita yang suka mencari-mencari kesalahan, apa saja bisa diributkan. Jumlah silinder-lah, model lampu depan-nya-lah, dan lain-lain. Kalau ada cacat, wuih… rame banget dah dibahas di blogsphere. Guys, setiap produk memiliki kelebihan dan kekurangan. Apabila ada cacat, It’s human made thing. It sure will have flaws. Ane geli kalau suatu hari nanti bakal ramai perihal moge 3 silinder versus 4 silinder, atau Inline-4 versus V-Twin. Semua konfigurasi mesin tentu ada kekurangan dan kelebihannya.

Konyol rasa-nya apabila seseorang begitu fanatis dengan merk motor tunggangan-nya lalu menjelek-jelekan produk merk lain walaupun motor-nya sendiri memiliki banyak masalah. Fanatikus buta. Yah, inilah lingkaran setan pembodohan otomotif. It’s all about black campaign. Merk A ngeluarin produk baru, dicari kelemahan-nya. Secara langsung atau tidak langsung opini masyarakat digiring bahwa merk B lebih baik. Merk B ngeluarin produk baru, dicari kelemahan-nya. Muter-muter gini aja.

startrek-triple-facepalm

In the end, yang memutuskan motor apa yang mau anda beli adalah anda sendiri. Dibayar pakai duit ente sendiri. Mengapa harus pusing dengan pembodohan otomotif macam begini ? Nggak usah terpengaruh. Lebih baik anda melakukan riset secara mendalam motor-motor yang anda incar. Lalu kerucutkan sampai anda mantap memutuskan pilihan anda.

And that’s a smart, wise way to buy motorcycle, my friend. Jadilah konsumen yang cerdas. 😉

Share
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments