Nggak ada satu bahan bakar yang cocok untuk motor kita masbro. Kudu eksperimen untuk menemukan yang cucok dengan kita dan motor kita.

Gile, udah lama juga gue nggak nulis. 2 bulan lebih vakum postingan ! Kali ini gue cuma mau ngebahas hal ringan tapi cukup penting. Yaitu soal bahan bakar.

Preferensi Selalu Berubah
Jadi dulu gue doyan minumin Redue BBM Total. Pernah juga nulis soal hal ini disini. Dimana gue sedang lagi bulan madu dengan bahan bakar Total Performance 92.

Baca Juga:
Gear 14:39 + Total Performance 92 = Ajib

spbu-total

Terus Redue pindah minum Total Performance 95. So far so good. Terus, lama-lama gue agak males juga ngisi Total. Secara SPBU-nya nggak sebanyak SPBU Pertamina atau Shell. Jadilah gue iseng-iseng ganti BBM pakai Shell V-Power.

Ternyata Tidak Sepanas Dulu
Yup, gue juga heran. Padahal dulu pernah nulis disini, bahwa Pengalaman pakai Shell Super dan Shell V-Power, motor lebih terasa panas.

Well, karena gue bukan mekanik motor, analisa (amatir) gue kenapa bisa begini, adalah karena dua faktor.

Pertama, Kondisi Motor
Dulu waktu gue nyoba kombinasi gear ratio 14:39 dengan Total Performance 92, busi yang gue pakai masih standard, NGK SIMR8A9. Sekarang Redue pakai busi Denso IU24. Dan odometer udah lumayan banyak. Kisaran 47 ribu-an.

cbr250r-redue

Belum lagi kombinasi oli, air radiator, suhu udara, dan lain-lain. Apalagi kalau motor-nya udah nggak standard. Pakai knalpot aftermarket, piggyback, ganti ECU, dan lain-lain.

Kedua, Teknologi BBM Terus Berubah
Shell V-Power sekarang mengusung teknologi yang nama-nya DYNAFLEX. Gue males jelasin apa itu DYNAFLEX. Baca aja disini ya masbro. 🙂

Baca Juga:
Shell DYNAFLEX Technology

Anyway, gue perhatiin, teknologi DYNAFLEX ini rilis kisaran bulan Agustus 2017 (menurut tanggal posting video youtube ini). Sedang artikel gue yang mentioned soal bahan bakar Shell, yaitu ini dan ini, di-publish November 2015, dan Juli 2016. Sebelum teknologi DYNAFLEX keluar.

shell-vpower-logo

Soal apakah teknologi tersebut membuat suhu mesin menjadi lebih adem, i dunno, i am not a chemist. I am just guessing here. Tapi tentu selama beberapa tahun tersebut, ada perubahan dalam hal komposisi kimia suatu bahan bakar.

Jadi Bahan Bakar Apa Yang Cocok Untuk Motor Kita ?
Keyword, oktan. Itu yang pertama. Semakin tinggi kompresi, lebih baik menggunakan bahan bakar dengan oktan tinggi. IMHO, ketinggian juga nggak baik. Misal-nya, apabila motor masih standard, dengan kompresi masih dibawah 11 (kompresi Honda CBR250R sekitar 10.7), oktan 92 atau 95 sudah cukup.

Gue pribadi nggak pernah minumin Redue Pertamax Turbo dengan oktan 98. Agak mubazir IMHO. Tapi ada anak motor pakai Kawasaki Ninja Fi 250 lama. Dia pakai Pertamax Turbo. Dia bilang motor-nya lebih responsif dan padat. Gue nggak heran, secara ini motor kompresi-nya diatas 11. Apalagi Ninja 250 baru, udah 11.6 kompresi-nya.

nozzle-bensin-hijau-00

Shell Atau Pertamina Atau Total ?
That, only you can answer it. Tiap orang punya feel-nya masing-masing dengan motor-nya. Cobain aja 1 bahan bakar selama beberapa minggu. Kosongin tangki, isi, kosongin lagi, isi lagi. Nanti bandingin aja, lebih enakan BBM yang mana ?

Oh ya, jangan lupa rantai jangan kendor, dan ban nggak kempes atau gembos pas exploring BBM masbro. Have fun ! 😉

Baca Juga:
CBR250R. 25000 Kilometer Kemudian
Beberapa Masalah CBR 250R
Service Besar Honda CBR250R. Biaya Dan Rincian-Nya
Gear 14:39 + Total Perfomance 92 = Ajib
Review: Michelin Pilot Street Radial Di CBR250R

Share
Subscribe
Notify of
guest
2 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments