Lanjut soal performa dan impresi CBR600RR. Only one word to describe this bike. Crotch Rocket !

Sesuai dengan nama-nya, supersport. Motor ini dijamin kencang !

morning-ride-31-dec-2016-cbr600rr-2008-yellow-side-left-01

Dua Dunia
Naik motor supersport 600cc itu ibarat hidup di 2 dunia. Di bawah 8000-9000 RPM masih manageable. Cukup sopan-lah. Nggak mengagetkan. Apalagi yang sudah biasa dengan motor 250cc.

Di atas 9000 RPM ? Ngejambak ! Alasan utama mengapa motor ini posisi riding-nya nunduk. Di atas 9000 RPM, terasa ngejambaknya. Badan seperti di tarik ke belakang. Walau body ane berat-nya 93kg, nggak ngaruh. Teteup kerasa. Gimana yang lebih enteng ?

morning-ride-31-dec-2016-cbr600rr-2008-yellow-side-front-left-me-04

Dan bro Ihsan juga mengutarakan hal yang sama. Dimana doi lebih lagi ngerasa-in jambakan-nya. Belum lagi RPM-nya yang gampang naik dan nafas-nya yang panjang sampai limiter di 15000 RPM. Kudu lebih seksama mainin tangan kanan.

morning-ride-31-dec-2016-cbr600rr-2008-yellow-side-left-ihsan-01

Gigi 2 nembus 120-130 kmph bukan perkara sulit. Ueeedaaaannn !!! Ini motor sedia-nya lebih pantas untuk di sirkuit. Obviously.

Verdict
Yang doyan kencang, wajib melirik motor ini atau motor supersport lain-nya. Mau pelan hayuu, mau kesetanan… Tinggal perkara nyali kita aja. Handling enak power plentiful. Alias motor ini nggak gampang nge-bosenin. Wong gigi 2 aja gampang nembus 120-130kmph. This bike will always give you adrenaline.

Salah satu alasan ane udah bosan dengan motor 250cc. Performa-nya ketaker. jalan kosong, gigi 5 atau 6 sudah pasti dapet. CBR600RR ? Belum tentu. Wong pas nyoba lari di atas 100 kmph baru gigi 2. CBR250R ? Udah nyentuh gigi 4 atau 5. Lari 160-an di CBR600RR bisa di gigi 3 atau 4 (tergantung di RPM berapa).

Dengan topspeed sekitar 240-250 kmph, masih banyak alasan untuk tidak cepat bosen dengan motor ini. Itu dari perspektif performa ya. Bukan hal-hal lain seperti desain atau bentuk motor.

morning-ride-31-dec-2016-cbr250r-cbr600rr-2008-yellow-rear-side-right-01

Kekurangan terbesar motor ini, IMHO ergonomi-nya yang kurang bersahabat untuk postur setinggi ane (ane tinggi-nya 184 cm). Artikel lengkap soal ergonomi ada di sini. Tapi untuk postur orang Asia, relatif bersahabat. Dalam arti kita nggak masalah kalau terasa pegal di punggung dan pergelangan. Tapi lama-lama terbiasa kok.

morning-ride-31-dec-2016-cbr600rr-2008-yellow-side-front-left-me-02

Motor ini kira-nya cukup bersahabat untuk dipakai di jalanan ibukota. Satu-satu-nya motor supersport Jepang yang memiliki indikator bensin. Nggak perlu pusing memperkirakan volume bensin di tangki. Panas cukup bersahabat. Sang empu-nya motor ini mengatakan dia wara-wiri di Jakarta, paling tinggi suhu-nya baru nyentuh 109 derajat celcius.

This is an adrenaline machine !

safety-01

Pesan ane, selalu hati-hati apabila naik motor supersport dan superbike. Udah beberapa kecelakaan yang ane lihat. CBR1000RR, ZX10R, GSX-R 600, dan lain-lain. Tentu tidak tertutup tipe-tipe motor lain selain 2 ini. Tapi supersport dan superbike diciptakan hanya untuk satu hal. To go blazingly damn fast ! Crotch rocket ! Respect the power. Dan selalu ingat safety riding.

Tematis Test Ride Singkat CBR600RR.
Visual dan perkenalan.
Ergonomi dan handling.
Performa dan impresi.
Galeri gambar.

Baca Juga:
Test Ride Singkat: Vespa GTS 150
Test Ride Singkat: Benelli BN600. Riding Impression
Test Ride Singkat: Kawasaki Z800
Test Ride Singkat: Triumph Street Triple 675

Share
Subscribe
Notify of
guest
2 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments