“Derita” memiliki motor sport adalah keinginan kita memiliki apparel pendukung nan keren-keren. Wkwkwkwkw. xD

Dimulai Dari Atas
Yup. Helm. Karena itu yang paling kelihatan banget. Setelah merasa merk-merk lokal kurang mumpuni, mata mulai bermain ke merk-merk macam AGV, HJC, Shoei, Arai, Nolan, dan lain-lain. Gesekan pertama.

JHE-2016-arai-booth-09

Efek Domino
Turun kebawah, jaket sudah pengen yang bukan mainstream. Komine, Alpinestar, Dainese, Taichi, Icon jadi pilihan. Merk-merk sejenis mulai nempel di tangan dan kaki. Gesekan makin panas. Nggak terasa, kartu plastik di dalam dompet lama-lama menyimpan beban.

JHE-2016-arai-booth-03

Nail In The Coffin
“Friksi” terakhir bermain ketika performa dan tampilan motor sudah kurang mumpuni. R&G, Rizoma, Brembo jadi korban… Eh… Apa nggak kebalik ya ? xD

modifikasi-ninja-250R-fi-air-brush-2013

Tanpa terasa, kemudahan menggesek demi hobi dan kepuasan menjadi kebiasaan. Terjebak di tunnel vision. “Buta” akan hal-hal lain-nya. Jaring-jaring mulai membebani. Red Alert !

credit-card-01

Cermat
Yup. Kunci-nya simple. Jangan terlena dengan kemudahan kartu kredit demi menyalurkan hobi kita. Bak mengendarai motor 1000cc, kunci utama-nya terletak bagaimana tangan mengendalikan throttle gas. Jangan sampai keasyikan jadi-nya gas dibuka abis-abisan, malah kita yang celaka. Simple saja. Mau apparel keren, perlahan-lahan saja. Helm dulu, lalu kapan-kapan jaket, dan seterus-nya. Smooth power delivery. 😉

Kalau nggak bisa juga ? Tenang, ada riding aid alias nitip duit ke pasangan kita. Dijamin power agak dikebiri. xD

Share
Subscribe
Notify of
guest
4 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments